Sejarah Singkat Desa Bale

Sejarah Desa
Pada Tahun 1937 Orang pertama kali masuk di daerah ini ada 4 Orang yaitu:

1. Tete Luman

2. Tete Hi. Din

3. Saleh Husen

4. Tete Hi. M. Nur

Mereka masuk di Daerah ini dengan tujuan membuka lahan untuk berkebun setelah itu mereka pulang ke pulau Makian (menjenguk keluarga) kemudian datang lagi, dan setelah itu disusul oleh teman-temannya beserta keluarga sehingga mereka mendiami daerah ini.

Kemudian pada tahun 1957, pihak Kesultanan Tidore datang berkunjung di daerah ini dan mereka memberi Nama AKEMAYORA (AIR PE MAMA)/WOYA NI MAMA. Kenapa sehingga pihak Kesultanan menyebut nama AKEMAYORA, karena pada waktu itu ketika mereka datang di Kampong ini tidak bisa melewati sungai/air kali Bale, menurut cerita dari orang tua-tua bahwa pada saat itu banyak binatang yang berbahaya (Buaya) dan banjir yang sangat besar sehingga mereka kembali ke tempat tinggalnya.

Lama kelamaan penduduk sudah mulai banyak mereka mengambil satu keputusan dengan cara musyawarah mufakat untuk mendirikan sebuah Langgar/Mesjid pertama kali di pinggir air Bale pada tahun 1957, kebetulan jamaah di kampong koli masih sedikit maka mereka sama-sama untuk shalat di Langgar/Mesjid Bale. Dan imam pertama kali di langgar ini adalah Tete Jafar. Setelah itu mereka memindahkan langgar/masjid ini ke Bale Tua, sekaligus mereka bermusyawarah mufakat untuk menggantikan Nama kampong ini menjadi BALE. Adapun Kepala Desa Dari Masa Ke masa, sebagaimana berikut:

1. Abdullah Usman (Kepala Dusun/RK)

2. Hi Abubakar Djuma (Kepala Dusun Bale)

3. Hi Muhda Sehe (Kepala Desa Tahun 2009-2015)

4. Safrudin Nasir, S.sos (Pjs)

5. Jufri Siraju (Kepala Desa Tahun 2015-2019)

6. Iskandar Ismail (PLT. Kepala Desa, 2019-2020)

7. Sumitro Jafar (Kepala Desa PAW Tahun 2020-2021)

8. Zainuddin Gani (Pj. Kepala Desa, Juni – Agustus 2021)

9. Sumitro Jafar (2021-2029)